Valu Based Management


“ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), CASH VALUE ADDED (CVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE   2003 – 2006”

 

 

 

BUDI RUSTANDI KARTAWINATA

[email protected]

 

ABSTRACT

This research is aimed to understand the simultaneous and partial influence of Economic Value Added (EVA), Cash Value Added (CVA), and Market Value Added (MVA)  to Stock Price of Mining Sector Companies at Jakarta Stock Exchange (JSX) Period 2003 – 2006.

The analyzing method is panel data regresion model EViews Ver.3  is also used as a tool of measurement. Hypotesis examination is conducted by F-statistic and t-statistic test on significance level of 5%.

According to F-test, there is significance influence of Economic Value Added (EVA) and Cash Value Added (CVA) to Stock Price of Mining Sector Company at Jakarta Stock Exchange (JSX). Total variation proportion that could be explained by 3 variables independent is 36.6 %.

According to t-test, there is positive significance influence of Economic Value Added (EVA) and Cash Value Added (CVA)  to Stock Price of Mining Sector Companies at Jakarta Stock Exchange (JSX). But there is no positive influence of Market Value Added (MVA)  variable to Stock Price of Mining Sector Company at Jakarta Stock Exchange (JSX).

 

 

Keywords : Economic Value Added (EVA), Market Valuie Added (MVA), Cash Value Added (CVA)

 

BAGIAN SATU PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Beberapa perusahaan telah menggunakan ukuran kinerja yang lebih menekankan pada penciptaan nilai (value creation), atau yang biasa disebut dengan Value Based Management (VBM). Dengan Value Based Management (VBM) diharapkan perusahaan tidak hanya dapat menghasilkan keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya, akan tetapi perusahaan juga dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham dan stakeholders yang lainnya. Dalam konsep Value Based Management (VBM) kinerja perusahaan dapat diukur dengan beberapa alat, yaitu Economic Value Added (EVA), Cash Value Added (CVA), dan Market Value Added (MVA).

Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang lainnya, yaitu :

  1. EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  2. EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis.
  3. Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan.

Cash Value Added (CVA) adalah suatu pengukuran kinerja yang serupa dengan Economic Value Added (EVA). Dalam Cash Value Added (CVA), perusahaan berusaha untuk menghasilkan kas dengan tujuan menciptakan kemakmuran ekonomi bagi pemegang saham. Pengukuran kinerja perusahaan dengan Cash Value Added (CVA) dapat membantu investor untuk melihat apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk menciptakan kas dari satu periode ke periode yang lainnya, semakin tinggi kas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan, semakin baik pula perusahaan tersebut untuk dijadikan objek investasi.

Salah satu pengukuran kinerja yang lain adalah nilai tambah pasar (Market Value Added). Market Value Added (MVA) adalah suatu alat pengukuran kinerja yang dilihat dari sudut pandang pemegang saham dimana suatu nilai tambah dapat diciptakan dari penggunaan modal suatu perusahaan.

Berdasarkan dari berita dari www.swa.co.id hari kamis 13 Oktober 2005 yang memberitakan bahwa beberapa perusahaan yang telah terdaftar di Pasar Modal  dapat menghasilkan nilai Economic Value Added (EVA) yang positif. Hal tersebut dapat lebih jelas dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1

Perusahaan dengan Tingkat CVA dan Harga Saham

Perusahaan CVA Harga Saham
2001 2002 2001 2002
Echostar -74 120 1.100 1.200
Morrison 134 162 150 200
SK Telecom 539 1.017 800 1.000
         

Sumber : BCG Summary Report 2003.

Tabel 2

Perusahaan dengan Tingkat EVA dan Harga Saham

Perusahaan EVA Harga Saham
2001 2002 2001 2002
PT. Unilever 699.26 826.09 2.500 2.700
PT. HM Sampoerna 52.42 90.79 3.200 3.500
PT. PT. Kalbe Farma 5.83 16.36 500 575
         

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Publik

Selain itu menurut penelitian dari Ken C. Yook dan George M McCabe (2001:27) mengatakan bahwa “ada korelasi yang negatif antara nilai Market Value Added (MVA) dengan keuntungan yang diterima oleh para pemegang saham. Penelitian ini dilakukan terhadap beberapa perusahaan yang bergerak di luar bidang keuangan  di Amerika Serikat pada dengan periode 1985-1994”.

Khusus untuk sektor pertambangan, dimana akhir-akhir ini sebagian besar perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan memiliki harga saham yang cenderung meningkat, sebagaimana yang diberitakan oleh majalah SWA pada bulan November 2004, ada beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan seperti PT. Aneka Tambang Tbk. dan PT. Timah Tbk. memiliki nilai EVA, MVA dan CVA yang meningkat dan positif berbanding lurus dengan harga saham perusahaan tersebut yang meningkat. Sedangkan kondisi sebaliknya terjadi pada  PT. Medco International Energi Tbk. yang selama tahun 2003-2004 berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh majalah SWA memiliki nilai EVA, MVA dan CVA yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya akan tetapi harga saham perusahaan tersebut tetap meningkat. Selain itu terdapat beberapa perusahaan yang memiliki nilai EVA, CVA, dan MVA yang fluktuatif akan tetapi memiliki harga saham yang stabil dan cenderung meningkat.

 

  • Identifikasi dan Rumusan Masalah
  1. Berapa nilai Economic Value Added (EVA) Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di BEJ selama Tahun 2003 – 2006?
  2. Berapa nilai Cash Value Added (CVA) Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di BEJ selama Tahun 2003 – 2006 ?
  3. Berapa nilai Market Value Added (MVA) Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di BEJ selama Tahun 2003 – 2006 ?
  4. Bagaimana Perkembangan Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di BEJ selama Tahun 2003 – 2006?
  5. Bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA), Cash Value Added (CVA), dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham?

 

  • Landasan Teori

Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G.Bennet Stewart III, seorang manajer dari Stern Stewart & Co. Dalam bukunya “The Quest For Value”. Konsep Economic Value Added menjadi sistem keuangan yang hangat dewasa ini. Pada waktu itu menurut majalah Economist pada tahun 1997 lebih dari 300 perusahaan di seluruh dunia telah mengadopsi sistem berbasis Economic Value Added (EVA) untuk mengukur tingkat kinerja yang pada akhirnya akan menunjang pada setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Amin Widjaja Tunggal (2001:1) menungungkapkan :

Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Sedangkan menurut Paul A. Dierks (2000:271) :

Economic Value Added or EVA is a measure of financial performance that combines the familiar concept of residual income with priciples of modern coporate finance spesifically that all the capital has a cost and that earning more that the cost of capital create value for shareholders. Companies consistenly generating high EVAs are top performers that are value highly by shareholders.

Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu , dengan berinvestasi ke proyek-proyek yang menerima tingkat pengembalian lebih besar daripada biaya modal yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil proyek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan.

Economic Value Added (EVA) juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas yang tidak menambah nilai . Perhitungan EVA suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena perusahaan harus menentukan terlebih dahulu biaya modalnya.

Dari seluruh pendapat para ahli mengenai Economic Value Added yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai Economic Value Added (EVA) yaitu  Economic Value Added merupakan tujuan korporasi untuk meningkatkan nilai dan modal yang investor dan pemegang saham telah tanamkan dalam operasi usaha. Economic Value Added merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Biaya modal perusahaan merupakan biaya modal tertimbang rata-rata untuk debt dan equity yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu , perusahaan harus menghitung berapa besarnya biaya hutang dan biaya modal sendiri. Adapun rumus dari economic Value Added adalah sebagai berikut :

EVA = NOPAT – (WACC x Total Capital).

Apabila perusahaan memiliki nilai Tingkat Nilai Tambah Ekonomis (EVA) yang positif , maka dapat dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah menciptakan nilai akan tetapi apabila yang terjadi adalah sebaliknya yaitu jika  Economic Value Added (EVA) negatif maka dapat dikatakan bahwa  unit bisnis tersebut telah menurunkan atau merusak nilai. Kita dapat menghitung nilai yang diciptakan oleh sebuah perusahaan publik untuk setiap periode waktu dalam arti persentase , kapitalisasi ekuitas atau per share basis.

Dari kedua penelitian mengenai Cash Value Added yang dilakukan oleh Fredrik Weissenrieder dan Boston Consulting Group tersebut memiliki model yang berbeda satu sama lain. CVA yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group berpatokan pada konsep Cash Flow Return On Investment (CFROI), sedangkan CVA yang dikembangkan oleh Fredrik Weissenrieder adalah konsep CVA yang berdasarkan pada Operating Cash Flow, akan tetapi keduanya merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan dalam konsep Value Based Management.

Dalam penelitian ini, penulis memutuskan untuk memakai perhitungan Cash Value Added yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group, dikarenakan beberapa alasan, diantaranya adalah :

  1. CVA yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group lebih mirip dengan Economic Value Added yang dikembangkan oleh Stern & Stewart, perbedaannya terletak pada dasar perhitungan dimana Cash Value Added menggunakan Gross Cash Flow, sedangkan Economic Value Added menggunakan Net Operating Profit After Tax (NOPAT)
  2. CVA yang dikembangkan oleh Boston Consulting Group memperhitungkan depresiasi ekonomis dan capital charges, sama seperti yang dilakukan dalam perhitungan Economic Value Added.
  3. Perhitungan CVA dari Boston Consulting Group akan menunjukkan seberapa besar perusahaan dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham , yaitu perbedaan antara kas yang berasal dari operasional dengan penggantian assets dan biaya kapitalnya. Seperti yang tertuang dalam BCG Report (1999:261) “Each company’s CVA is determined by three things : it’s cash flow margin, it’s asset productvity, and it’s growth in capital invested. The measure also takes into account changes in the cost of capital, but does not include the market’s expectations of future performance”.

Economic Value Added (EVA) bertujuan untuk mengukur seberapa besar tingkat kemakmuran bagi para para pemegang saham. Menurut teori ini, pendapatan yang lebih besar daripada biaya modal sebuah perusahaan akan meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut, sedangkan pendapatan yang lebih kecil daripada jumlah biaya modal akan menurunkan nilai yang dimiliki perusahaan. Untuk perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek, Stern Stewart, salah seorang yang mengembangkan Economic Value Added (EVA) mengembangkan suatu pengukuran yang dapat mengindikasikan apakah suatu perusahaan telah  menciptakan nilai bagi pemegang saham. Alat pengukuran tersebut dinamakan dengan Market Value Added (MVA).

Sedangkan menurut John D. Martin (2001:99) mengemukakan bahwa “it is the present value of future EVA that determine a firms’s market value. For this reason, we need an additional measure for learning how the market are assesing a company’s outlook at generating future EVA. That measure is market value added (MVA)”.

Market Value Added (MVA) menunjukkan kepada kita seberapa besar nilai tambah yang telah dihasilkan oleh perusahaan atau seberapa besar nilai tambah yang telah dikurangkan oleh perusahaan. Perusahaan yang telah sukses menciptakan MVA, maka perusahaan tersebut telah meningkatkan nilai dari modal yang telah diinvestasikan oleh perusahaan.

Stewart (2001:153) mengungkapkan hubungan antara EVA dan MVA dimana “MVA = Present Value Of All Future EVA”. Dan menurut Sidharta Utama (2004) mengemukakan bahwa tidak  ada korelasi langsung antara EVA dan MVA. Pengukuran EVA bersifat historical, sedangkan MVA mencerminkan ekspektasi pasar terhadap perusahaan di masa depan.

 

 

BAGIAN DUA METODE

  • Jenis dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode verifikatif dan kuantitatif. Metode verifikatif digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel terutama mengenai pengaruh dari Economic Value Added, Cash Value Added, dan Market Value Added terhadap harga saham.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, berdasarkan paradigma penelitian kuantitatif, hipotesis merupakan jawaban atas masalah penelitian yang secara rasional di deduksi dari teori. Tujuan pengujian hipotesis  untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan dianalisis dalam proses pengujian data.

  • Operasionalisasi Variabel

Tabel 7

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL KONSEP VARIABEL INDIKATOR PENGUKURAN SKALA SUMBER DATA
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

 

Variabel X1 (Independent Variable)

Economic Value Added (EVA) adalah selisih antara adjusted NOPAT selama satu tahun buku dengan capital charge yang didasarkan pada cost of capital.

(Young,2001)

 

– NOPAT

– WACC

– Total Capital

EVA = NOPAT – (WACC x Total Capital) Rasio Sekunder
CASH VALUE ADDED (CVA)

 

Variabel X2 (Independent Variable)

Cash Value Added is cash flow with interest expense minus the implicit cost of reinvestment and the cost of capital

(Martin, 2000)

 

–    Gross Cash Flow

–    Depr. Ekonomis

–    WACC

–    Total Capital

CVA = Gross Cash Flow – Depresiasi Ekonomis – (WACC x Total Capital) Rasio Sekunder
MARKET VALUE ADDED (MVA)

 

Variabel X3 (Independent Variable)

Market Value Added is an additional measure for learning how the markets are assesing a company’s outlook at generating future EVAs

(Martin, 2000)

–    Present Value Of Economic Value Added.

MVA = Present Value Of All Futures EVA. Rasio Sekunder
HARGA SAHAM

 

 

Variabel Y1 (Dependent Variable)

Nilai yang menunjukkan harga pasar saham Harga Saham Rata-rata Bulanan Harga Saham Rata-RataTahunan = Harga Saham Rata-rata Bulanan : 12 Rasio Sekunder

Dari tabel operasionalisasi variabel di atas, dapat dijelaskan bahwa hubungan antar variabel independent (variabel x) EVA, CVA dan MVA adalah sebagai berikut :

  1. Pengukuran Economic Value Added (EVA) merupakan pengukuran kinerja yang bersifat historical atau berdasarkan pada sesuatu yang telah terjadi, sedangkan perhitungan Market Value Added (MVA) merupakan pencerminan ekspektasi pasar terhadap perusahaan di masa depan.
  2. Cash Value Added (CVA) merupakan alat ukur yang dapat menggantikan EVA, karena dengan Cash Value Added (CVA) distorsi-distorsi akuntansi yang terdapat dalam perhitungan EVA dapat dikurangi, dengan menggunakan Gross Cash Flow dan depresiasi ekonomis.
    • Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang dipublikasikan untuk umum, yang kemudian diolah oleh penulis sehingga menjadi data primer.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan publik terutama perusahaan sektor pertambangan yang telah go publik dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta, serta data mengenai harga saham dan dividen yang diterima oleh pemegang saham selama periode yang bersangkutan.

Untuk penelitian ini sampel diambil berdasarkan metode Non Probability Sampling dengan Teknik Purposive Sampling, dimana jumlah populasi telah diketahui dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan  yaitu 10 perusahaan yang termasuk kedalam klasifikasi jenis usaha sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

  • Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
    • Regresi Data Panel

Regresi Data Panel dapat digunakan untuk menganalisis data pooling yaitu merupakan perpaduan data observasi yang bersifat time series dan cross-sectional. Model regresi data panel ini lebih cocok diterapkan untuk data-data tersebut diatas dibandingkan menggunakan regresi linear berganda, karena regresi panel data dapat mendeteksi model yang bersifat kompleks sehingga memberikan hasil yang lebih informatif, efisien, lebih kompeten dan memperkecil kesalahan (bias) untuk jenis data yang merupakan gabungan time series dan cross section.  (Damodar, 2002).

Untuk estimasi regresi data panel untuk data-data di atas digunakan Fixed Effects Model (FEM) karena pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh EVA, CVA, dan MVA terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sektor pertambangan selama periode 2003 – 2006 . Pada Fixed Effect Model ini , slope setiap koefisien bersifat konstan tetapi interceptnya bervariasi untuk setiap invdividu atau perusahaan. Untuk menunjang analisis data pada penelitian ini digunakan program e views.

Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan Regresi Data Panel dengan pendekatan Fixed Effect, adapun persamaan regresi tersebut adalah :

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X4it +  Uit

Dimana :

Y   = Harga Saham

X1  = Economic Value Added

X2  = Cash Value Added

X3  = Market Value Added

β0    = Intercep

β1,2 = Koefisien Regresi

i     = Cross Sectional Unit

t     = Periode Waktu

U   = Error

  • Pengujian Model Regresi

Dalam analisis regresi terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika akan digunakan untuk memprediksi. Dalam penelitian ini pengujian asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan :

  1. Uji Autokorelasi

Uji ini menghasilkan nilai uji DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl dan du). Aturan pengujiannya adalah :

d<dl                   : terjadi masalah autokorelasi  yang positif

dl<d<du             : ada masalah autokorelasi positif tapi lemah

du<d<4-du         : tidak ada masalah autokorelasi

4-du<d<4-du     : Masalah autokorelasi lemah

4-dl<d                : masalah autokorelasi serius.

  1. Uji Multikolinearitas

Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas yaitu korelasi yang signifikan antara variabel independen. Pada regresi data panel digunakan fixed effect method untuk menghindari terjadinya gejala multikolinearitas.

  1. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu gejala dimana semua residual atau error memiliki varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Dalam pengujian heteroskedastisitas digunakan uji white. Pada model efek tetap dalam analisis regresi data panel, uji white dapat menghilangkan gejala heteroskedastisitas secara otomatis.

  • Pengujian Hipotesis

Setelah model regresi didapat, maka langkah terakhir adalah menguji apakah model yang sudah dibuat bisa mewakili populasi atau tidak.

  1. Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis I ini diterjemahkan ke dalam bahasa statistik sebagai berikut :

H0: β≤  0 , ( i = 1,2,3 )

Artinya : EVA, CVA, dan MVA secara bersama tidak mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

H1 : β> 0 , ( i = 1,2,3)

Artinya : EVA, CVA, dan MVA secara bersama mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.

Untuk menguji kebenaran pengaruh antar variabel –variabel independen terhadap variabel dependen yang terdapat dalam model regresi , bisa digunakan uji F.  Uji F ini dilakukan untuk membandingkan antara Fhitung dan Ftabel. Sebelum membandingkan nilai kedua F tersebut , harus ditentukan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (degree of freedom : df1 =k, df2=n-k-1) yang akan digunakan terlbih dahulu agar bisa didapatkan nilai kritis.

Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima. Ini berarti variabel-variabel independen (X1,X2,X3) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen (Y).

Sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima. Ini berarti variabel-variabel independen (X1,X2,X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif  terhadap variabel variabel dependen (Y).

Untuk menghitung F dapat digunakan rumus :

F =

Dimana :

SSR = Sum Of Square Regresion (jumlah regresi kuadrat)

SSE = Sum of square error (jumlah error kuadrat)

  1. Uji t

Setelah diketahui adanya pengaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen secara bersanma-sama, selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui variabel independen mana yang mempunyai hubungan yang paling signifikan terhadap variabel dependen.

Dari hipotesis yang telah ditetapkan di Bab II terlihat bahwa variabel independen tersebut dihipotesiskan mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen. Untuk itu bisa dirumuskan sebagai berikut :

H0 : β1 ≤ 0 , EVA tidak berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan.

H1 : β1 >  0  , EVA berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan.

H0  : β2  ≤ 0  , CVA tidak berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan

H1  : β2 > 0  , CVA berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan

H0  : β3  ≤ 0  , MVA tidak berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan

H1  : β3 > 0  , MVA berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan

Uji t ini mempergunakan tingkat kepercayaan (1-α) dan derajat kebebasan (df = n-k-1) untuk menentukan nilai kritis. Pengujian ini akan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel untuk masing-masing variabel independen sehingga bisa ditentukan apakah hipotesis yang telah dibuat signifikan atau tidak.  Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t statistik 1 pihak (one tail).

Kriteria pengujian :

thitung < ttabel, maka Ho diterima, berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

thitung > ttabel, maka Ho ditolak berarti variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Untuk menentukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial diguinkaan rumus : t =

Dimana :

βi            = Koef. Regresi variabel Xi

Sβi = Standar Deviasi dari variabel Xi

 

BAGIAN TIGA HASIL

3.1 Nilai EVA Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006

Rekapitulasi nilai Economic Value Added tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 8

EVA Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan

No Perusahaan EVA (dalam Ribuan Rupiah)
2003 2004 2005 2006
1 PT. Bumi Resources Tbk -919,958,603.44 545,759,930.60 770,088,296.56 1,365,758,700.42
2 PT. Medco Energi International Tbk. 319,972,765.01 625,897,391.17 818,943,349.78 392,564,972.27
3 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 164,169,393.51 227,052,566.68 599,079,189.34 1,597,331,464.78
4 PT. Aneka Tambang Tbk -994,837,773.65 -452,287,210.67 -455,688,952.99 392,674,761.65
5 PT. Energi Mega Persada Tbk. 20,932,787.30 -482,352,171.19 -605,498,250.06 -515,810,444.41
6 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk. 62,691,847.36 -19,022,682.38 -39,295,046.70 363,997,076.99
7 PT. Timah (Persero) Tbk. 15,622,312.65 134,081,367.52 72,712,358.14 174,325,040.15
8 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk. -384,661,653.51 -173,686,709.51 -230,380,927.99 -208,766,420.13
9 PT. Central Korporindo International Tbk 43,180.20 -436,159.80 8,131,777.50 1,266,360.80
10 PT. Citatah Industri Marmer Tbk. -9,049,233.19 -25,100,490.13 -24,682,338.89 -17,375,761.24

Sumber : Pengolahan Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Tambang Tbk. 2003-2006

3.2 Nilai CVA Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006

 

Tabel 9

CVA  Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan

No Perusahaan CVA (dalam Ribuan Rupiah)
2003 2004 2005 2006
1 PT. Bumi Resources Tbk -619,571,603.44 -201,993,069.40 398,020,296.56 -1,238,559,264.38
2 PT. Medco Energi International Tbk. 584,564,730.01 869,630,450.17 1,467,156,812.45 1,570,371,284.59
3 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. -212,012,357.20 3,653,039.18 694,254,610.48 1,489,399,183.96
4 PT. Aneka Tambang Tbk -934,278,116.65 -651,617,100.67 -681,866,113.99 93,588,879.65
5 PT. Energi Mega Persada Tbk. 257,288,925.30 -366,859,057.19 -851,100,607.94 -645,919,688.29
6 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk. 65,926,150.36 112,770,277.62 93,496,139.30 272,016,635.99
7 PT. Timah (Persero) Tbk. 12,003,312.65 -150,290,632.48 -15,216,641.86 -389,861,959.85
8 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk. -449,303,653.51 -110,723,709.51 -144,363,927.99 -432,909,420.13
9 PT. Central Korporindo International Tbk 1,814,530.20 2,159,530.20 -19,863,381.50 -89,124,369.20
10 PT. Citatah Industri Marmer Tbk. -12,589,363.51 -13,286,945.87 -12,998,275.47 -7,072,068.26

Sumber : Pengolahan Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Tambang Tbk. 2003-2006

3.3 Nilai MVA Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006

Dibawah ini disajikan rekapitulasi perolehan nilai Market Value Added dari 10 perusahaan tambang yang tercatat di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2006 :

Tabel 10

Nilai MVA Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan Periode 2003-2006

No Perusahaan MVA (dalam Ribuan Rupiah)
2003 2004 2005 2006
1 PT. Bumi Resources Tbk 1,413,992,766.30 2,472,120,335.53 2,167,924,802.02 1,609,676,293.43
2 PT. Medco Energi International Tbk. 2,419,099,367.66 2,186,940,818.56 1,640,430,200.75 881,035,083.57
3 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2,695,233,417.63 2,667,417,393.99 2,575,310,968.95 2,106,518,205.56
4 PT. Aneka Tambang Tbk -464,381,403.85 419,004,832.88 971,853,203.44 1,660,786,925.26
5 PT. Energi Mega Persada Tbk. -1,186,574,934.38 -1,402,651,245.58 -1,150,978,401.04 -720,199,606.63
6 PT. Apexindo Pratama Duta Tbk. 420,197,208.48 367,364,797.83 395,007,266.12 443,570,696.96
7 PT. Timah (Persero) Tbk. 448,032,930.28 446,005,455.44 325,457,405.27 262,620,528.02
8 PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk. -699,961,773.95 -492,501,022.21 -443,494,871.71 -325,388,205.14
9 PT. Central Korporindo International Tbk 8,892,058.56 2,731,559.37 2,640,826.66 -167,477.33
10 PT. Citatah Industri Marmer Tbk. -94,647,068.92 -85,793,331.66 -60,870,049.84 -36,352,629.82

Sumber : Pengolahan Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Tambang Tbk. 2003-2006

3.4 Perkembangan Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006

Tabel 11

Harga Saham Rata-Rata Tahunan

No. Perusahaan Harga Saham Rata-Rata Tahunan (Rp.)
2003 2004 2005 2006
1 BUMI 121.25 593.13 814.17 823.08
2 MEDC 1,258.33 1,541.67 3,094.79 3,732.78
3 PGAS 1,550.00 1,365.63 3,670.83 11,289.36
4 ANTM 889.29 1,394.79 2,400.21 5,272.84
5 ENRG 0.00 435.00 758.75 690.90
6 APEX 359.58 341.67 642.50 1,407.76
7 TINS 1,023.75 2,143.75 1,975.00 2,151.79
8 PTBA 612.50 880.21 1,631.25 3,056.65
9 CNKO 27.92 39.38 25.00 32.59
10 CTTH 78.33 71.67 60.83 40.68

Sumber : www.jsx.co.id

BAGIAN EMPAT PEMBAHASAN

4.1 Analisis  Pengaruh EVA, CVA, MVA Secara Simultan Terhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh EVA dan CVA secara simultan terhadap Harga Saham, dilakukan Uji F-Statistik terhadap variabel EVA,CVA dan CVA sehingga akan menghasilkan nilai F yang akan dibandingkan dengan F α 5% untuk melihat signifikansi pengaruh EVA dan CVA tersebut secara bersama-sama terhadap harga saham. Dari output EViews diperoleh hasil sebagai berikut :

R-squared  0.386089     Mean dependent var  2.500000
Adjusted R-squared  0.113239     S.D. dependent var  1.132277
S.E. of regression  1.066242     Sum squared resid  30.69556
F-statistic  8.490150     Durbin-Watson stat  1.101735
Prob(F-statistic)  0.001379      

 

 

 

 

 

4.2  Analisis Pengaruh EVA, CVA, MVA Secara Parsial Terhadap Harga Saham

Uji t dilakukan untuk mengukur signifikansi pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Cash Value Added (CVA) secara parsial terhadap harga saham. Dari hasil perhitungan menggunakan EViews diperoleh hasil sebagai berikut :

Dependent Variable: HARGA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/01/07   Time: 21:24
Sample: 2003 2006
Included observations: 4
Total panel observations 40
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
EVA?  0.000431  0.000165  2.619286  0.0118
CVA?  7.64E-07  2.98E-07  2.565278  0.0136
MVA? -8.02E-07  4.41E-07 -1.820179  0.0751

 

BAGIAN LIMA KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

  1. Perhitungan nilai Economic Value Added (EVA) terhadap 10 perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2006, maka didapatkan hasil sebanyak tiga perusahaan yang memiliki nilai EVA positif, yaitu PT. Medco Energi International, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., dan PT. Timah (Persero) Tbk. Sebanyak empat perusahaan pada permulaan tahun periode 2003-2006 menghasilkan EVA yang negatif, akan tetapi pada akhir periode perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan EVA yang positif seperti PT.Bumi Resources Tbk., PT. Apexindo Pratama Duta Tbk, dan PT, Central Korporindo International Tbk. Sisanya sebanyak tiga perusahaan menghasilkan EVA yang selalu negatif yaitu PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT. Citatah Industri Marmer Tbk danPT. Energi Mega Persada Tbk
  2. Hasil perhitungan nilai Cash Value Added (CVA) terhadap perusahaan-perusahaan tambang, hanya dua perusahaan yang bisa menghasilkan nilai CVA positif dalam periode 2003-2006 yaitu PT. Medco dan PT Apexindo. Sebanyak dua perusahaan yang menghasilkan CVA selalu negatif yaitu PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT. Citatah Industri Marmer Tbk dan sisanya sebanyak enam perusahaan memperoleh nilai CVA yang berfluktuatif, seperti PT. Perusahaan Gas Negara Tbk., PT. Aneka Tambang Tbk, PT. Energi Mega Persada Tbk, PT.Timah (Persero) Tbk., dan PT. Central Korporindo Tbk
  3. Nilai Market Value Added (MVA) yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan dalam sektor tambang selama periode 2003-2006 sebanyak lima perusahaan menghasilkan MVA yang positif yaitu PT. Bumi Resources Tbk, PT.Medco Energi Internasional Tbk, PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk., PT.Apexindo Pratama Duta Tbk. dan PT.Timah (Persero) Tbk sedangkan sisanya sebanyak lima perusahaan berfluktuatif seperti PT.Aneka Tambang Tbk, PT. Energi Mega Persada Tbk, PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT.Central Korporindo International Tbk dan PT. Citatah Industri Marmer Tbk
  4. Perkembangan harga saham perusahaan-perusahaan tambang selama periode 2003-2006 menunjukkan trend yang positif. Artinya bahwa harga setiap perusahaan semakin meningkat setiap tahun selama periode 2003-2006.
  5. Hasil pengujian statistik menggunakaan model regresi data panel untuk menguji pengaruh secara simultan dari seluruh variabel bebas (EVA, CVA, dan MVA) terhadap variabel terikat (harga saham), maka didapatkan nilai F hitung (8,490150) > F tabel (3,23) dan tingkat signifikansi sebesar 0,001379 < 0,05, dengan besaran koefisien determinasi sebesar 38,6089%. Hasil stastistik ini dapat diartikan bahwa seluruh variabel bebas (EVA, CVA, dan MVA) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap varabel terikat (harga saham) sebesar 38,6089%, dan sisanya sebesar 61,3911% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan pengujian statistik untuk mengetahui pengaruh (EVA, CVA, dan MVA) secara parsial terhadap harga saham, diperoleh hasil EVA dan CVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan MVA walaupun bersama EVA dan CVA berpengaruh secara bersama-sama, akan tetapi pengaruhnya terhadap harga saham tidak signifikan.

 

BAGIAN ENAM DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Johar. 2004. Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya. 2006. Metodologi Penelitian Keuangan. Yogkarta: Graha Ilmu.

Brealey, Richard A. And Myers, Stewart C.2004 , Principles of Corporate Finance, 7th edition. USA : Mc Graw Hill.

Efendi, Dedy. 2006. Pengaruh Economic Value Added (EVA), Cash Value Added (CVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham PT. Aneka Tambang Tbk. MM UNPAD : Tesis Tidak dipublikasaikan.

Gallinger, W.George. 2000. Economic Value Added. Arizona : Arizona State University.

Indriantono, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Jogjakarta : BPFE Yogyakarta.

Martin, D John and William Petty. 2001. Value Based Management: The Corporate Response to the Shareholder Revolution. Boston : Harvard Business Scholl Press.

Martono dan Agus Harjito.2004. Manajemen Keuangan. Ekonosia. Yogyakarta.

Nachrowi D, Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Palepu, Krishna G.et all. 2003.Business Analysis and Valuation : Using Fnancial Statements. 3rd edition. United States Of America. : Thomsin South Western.

Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. 2004. Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Terhadap Return Yang Diterima Oleh Pemegang Saham. Jurnal Ekonomi Akuntansi. Surabaya : FE Petra University.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002.  Analisis Laporan Keuangan Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta. : UPP AMP YKPN.

Rizfia, Khaira. 2005. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Publik dengan Menggunakan Perbandinan ROE, EVA dan CVA. MM Unpad Bandung: Tesis Tidak Dipublikasikan.


Leave a Reply